PROSES MASUKNYA ISLAM DI
INDONESIA (NUSANTARA)
MUQADDIMAH
Dalam kajian ilmu
sejarah, tentang masuknya Islam di Indonesia masih “debatable”. Oleh karena itu
perlu ada penjelasan lenih dahulu tentang penegrtian “masuk”, antara lain:
1. Dalam arti sentuhan
(ada hubungan dan ada pemukiman Muslim).
2. Dalam arti sudah
berkembang adanya komunitas masyarakat Islam.
3. Dalam arti sudah
berdiri Islamic State (Negara/kerajaan Islam).
Selain itu juga
masing-masing pendapat penggunakan berbagai sumber, baik dari arkeologi,
beberapa tulisan dari sumber barat, dan timur. Disamping jiga berkembang dari
sudut pandang Eropa Sentrisme dan Indonesia Sentrisme.
Beberapa Pendapat
Tentang Awal Masuknya Islam di Indonesia.
1. Islam Masuk
ke Indonesia Pada Abad ke 7:
1. Seminar masuknya
islam di Indonesia (di Aceh), sebagian dasar adalah catatan perjalanan Al
mas’udi, yang menyatakan bahwa pada tahun 675 M, terdapat utusan dari raja Arab
Muslim yang berkunjung ke Kalingga. Pada tahun 648 diterangkan telah ada koloni
Arab Muslim di pantai timur Sumatera.
2. Dari Harry W. Hazard
dalam Atlas of Islamic History (1954), diterangkan bahwa kaum Muslimin masuk
ke Indonesia pada abad ke-7 M yang dilakukan oleh para pedagang
muslim yang selalu singgah di sumatera dalam perjalannya ke China.
3. Dari Gerini dalam
Futher India and Indo-Malay Archipelago, di dalamnya menjelaskan bahwa kaum
Muslimin sudah ada di kawasan India, Indonesia, dan Malaya antara tahun 606-699
M.
4. Prof. Sayed Naguib Al
Attas dalam Preliminary Statemate on General Theory of Islamization of
Malay-Indonesian Archipelago (1969), di dalamnya mengungkapkan bahwa kaum
muslimin sudah ada di kepulauan Malaya-Indonesia pada 672 M.
5. Prof. Sayed
Qodratullah Fatimy dalam Islam comes to Malaysiamengungkapkan bahwa pada
tahun 674 M. kaum Muslimin Arab telah masuk ke Malaya.
6. Prof. S. muhammmad
Huseyn Nainar, dalam makalah ceramahnay berjudul Islam di India dan hubungannya
dengan Indonesia, menyatakan bahwa beberapa sumber tertulis menerangkan kaum
Muslimin India pada tahun 687 sudah ada hubungan dengan kaum muslimin
Indonesia.
7. W.P. Groeneveld dalam
Historical Notes on Indonesia and Malaya Compiled From Chinese sources,
menjelaskan bahwa pada Hikayat Dinasti T’ang memberitahukan adanya Aarb muslim
berkunjung ke Holing (Kalingga, tahun 674). (Ta Shih = Arab Muslim).
8. T.W. Arnold dalam
buku The Preching of Islam a History of The Propagation of The Moslem Faith,
menjelaskan bahwa Islam datang dari Arab ke Indonesia pada tahun 1 Hijriyah
(Abad 7 M).
1. Islam Masuk
Ke Indonesia pada Abad ke-11:
1. Satu-satunya sumber
ini adalah diketemukannya makam panjang di daerah Leran Manyar,
Gresik, yaitu makam Fatimah Binti Maimoon dan rombongannya. Pada makam itu
terdapat prasati huruf Arab Riq’ah yang berangka tahun (dimasehikan 1082)
2. Islam Masuk
Ke Indonesia Pada Abad Ke-13:
1. Catatan perjalanan
marcopolo, menyatakan bahwa ia menjumpai adanya kerajaan Islam Ferlec (mungkin
Peureulack) di aceh, pada tahun 1292 M.
2. K.F.H. van Langen,
berdasarkan berita China telah menyebut adanya kerajaan Pase (mungkin
Pasai) di aceh pada 1298 M.
3. J.P. Moquette dalam
De Grafsteen te Pase en Grisse VergelekenMet Dergelijk Monumenten uit
hindoesten, menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke
13.
4. Beberapa sarjana barat
seperti R.A Kern; C. Snouck Hurgronje; dan Schrieke, lebih cenderung
menyimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13,
berdasarkan saudah adanya beberapa kerajaaan islam di kawasan Indonesia.
Siapakah Pembawa
Islam ke Indonesia?
Sebelum pengaruh
islam masuk ke Indonesia, di kawasan ini sudah terdapat kontak-kontak
dagang, baik dari Arab, Persia, India dan China. Islam
secara akomodatif, akulturasi, dan sinkretis merasuk dan punya pengaruh di
arab, Persia, India dan China. Melalui perdagangan itulah
Islam masuk ke kawasan Indonesia. Dengan demikian
bangsa Arab, Persia, Indiadan china punya nadil melancarkan
perkembangan islam di kawasanIndonesia.
Gujarat (India)
Pedagang islam
dari Gujarat, menyebarkan Islam dengan bukti-bukti antar lain:
1. ukiran batu
nisan gaya Gujarat.
2. Adat istiadat dan
budaya India islam.
Persia
Para pedagang Persia menyebarkan
Islam dengan beberapa bukti antar lain:
1. Gelar “Syah” bagi
raja-raja di Indonesia.
2. Pengaruh aliran
“Wihdatul Wujud” (Syeh Siti Jenar).
3. Pengaruh madzab Syi’ah
(Tabut Hasan dan Husen).
Arab
Para pedagang
Arab banyak menetap di pantai-pantai kepulauanIndonesia, dengan bukti antara
lain:
1. Menurut al Mas’udi
pada tahun 916 telah berjumpa Komunitas Arab dari Oman, Hidramaut, Basrah, dan
Bahrein untuk menyebarkan islam di lingkungannya, sekitar Sumatra, Jawa, dan
Malaka.
2. munculnya nama
“kampong Arab” dan tradisi Arab di lingkungan masyarakat, yang banyak
mengenalkan islam.
China
Para pedagang dan
angkatan laut China (Ma Huan, Laksamana Cheng Ho/Dampo awan ?), mengenalkan
islam di pantai dan pedalaman Jawa dan sumatera, dengan bukti antar lain :
1. Gedung Batu
di semarang (masjid gaya China).
2. Beberapa
makam China muslim.
3. Beberapa wali yang
dimungkinkan keturunan China.
Dari beberapa bangsa
yang membawa Islam ke Indonesia pada umumnya menggunakan pendekatan
cultural, sehingga terjadi dialog budaya dan pergaulan social yang penuh
toleransi (Umar kayam:1989)
Proses Awal
Penyebaran Islam di Indonesia
1. Perdagangan
dan Perkawinan
Dengan menunggu angina muson (6 bulan), pedagang mengadakan perkawinan
dengan penduduk asli. Dari perkawinan itulah terjadi interaksi social yang
menghantarkan Islam berkembang (masyarakat Islam).
2. Pembentukan masyarakat
Islam dari tingkat ‘bawah’ dari rakyat lapisan bawah, kemudian berpengaruh ke
kaum birokrat (J.C. Van Leur).
3. Gerakan Dakwah, melalui
dua jalur yaitau:
a. Ulama keliling
menyebarkan agama Islam (dengan pendekatan Akulturasi dan Sinkretisasi/lambing-lambang
budaya).
b. Pendidikan pesantren
(ngasu ilmu/perigi/sumur), melalui lembaga/sisitem pendidikan Pondok Pesantren,
Kyai sebagai pemimpin, dan santri sebagai murid.
Dari ketiga model
perkembangan Islam itu, secara relitas Islam sangat diminati dan cepat
berkembang di Indonesia. Meskipun demikian, intensitas pemahaman dan
aktualisasi keberagman islam bervariasi menurut kemampuan masyarakat dalam
mencernanya.
Ditemukan dalam
sejarah, bahwa komunitas pesantrean lebih intens keberagamannya, dan memiliki
hubungan komunikasi “ukhuwah” (persaudaraan/ikatan darah dan agama) yang kuat.
Proses terjadinya hubungan “ukhuwah” itu menunjukkan bahwa dunia pesantren
memiliki komunikasi dan kemudian menjadi tulang punggung dalam melawan
colonial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar